5 Situs Belanja Favorit

Bismillah

Sebenarnya saya bukan tipe orang yang shopaholic yang memiliki compulsive buying disorder akut. Suka sih belanja online, tapi nggak begitu tergila-gila, hanya sekedarnya saja. Kalau lagi butuh banget ya beli, kalau nggak ya nggak beli.

Kadang ada kan ya orang yang saking hobi belanja, sampai-sampai kalap, apalagi kalau ada flash sale. Untungnya saya masih bisa menahan diri.

Ladies, seperti dikutip dalam situs psychguides, ada beberapa tipe shopaholic:

1. Compulsive shopaholic

Tipe ini biasanya berbelanja hanya saat mereka merasa tertekan atau stress.

2. Trophy shopaholic

Si penggemar belanja tipe trophy suka belanja barang-barang yang perfect.

3. Shopaholic yang gemar berbelanja barang-barang flashy yang hanya dijual dalam tempo singkat saja.

4. Bargain seekers

Mereka suka belanja barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan tapi biasanya karena ada diskon gedhe, mereka mulai berbelanja.

5. Bulimic shoppers

Ini sih tipe pembelanja yang enggak banget, karena mereka suka beli barang tapi juga suka retur.

6. Collectors

Tipe pengoleksi barang seperti ini tidak akan merasa lengkap hidupnya jika belum memiliki satu barang tertentu atau minimal satu warna barang tetentu dalam satu set.

Membayangkan keenam tipe shopaholics tersebut, kok rasanya tersiksa gitu ya. Kalau nggak beli ntar hidupnya nggak lengkap. Nggak aneh juga sih, karena masih menurut psychguides, orang yang gemar belanja biasanya merasa ketagihan dengan apa yang mereka rasakan saat berbelanja. 

Saat berbelanja, otak mereka akan mengeluarkan hormon endorphins dan dopamine. Dan seiring berjalamnya waktu, hal tersebut akan menimbulkan ketagihan yang luar biasa.

Nah, ternyata ada beberapa tanda dan gejala penyebab seseorang menjadi shopaholic. Diantaranya:

1. Gejala Emosional

Sebagaimana orang yang sudah ketagihan, shopaholic cenderung menyembunyikan kebiasaan mereka ini. Biasanya mereka akan menyembunyikan struk belanja, kartu kredit, dan sebagainya.

Gejala emosional yang mempengaruhi shopaholic biasanya berupa:

- Membeli barang melebihi kemampuan

- Merasa stress, marah, atau bahkan depresi

- Merasa bersalah ketika berbelanja sebelumnya. Misal, ada diskon besar di flash sale sebelumnya dan ia melewatkannya begitu saja

- Lepas kontrol saat berbelanja

- Membahayakan hubungan yang mereka jalin karena terlalu banyak berbelanja.

2. Gejala fisik

Kalau penyakit lain biasanya ada gejala fisik, maka shopaholic hamoir tidak ada gejala fisiknya sih. Namun, yang oaling menonjol adalah keadaan financial seorang shopaholic bakal terguncang alias amburadul. Ya iyalah, lha wong duitnya habis cuma buat belanja.

Setelah mengetahui ada apa di balik shopaholic, sekarang saatnya saya ulas situs belanja favorit saya.

1. Shopee

Ini sih dulu saat si kecil butuh beberapa peralatan MPASI, saya memilih untuk beli online.

2. Pusat Buku Sunnah

Untuk masalah buku-buku Sunnah, selain membeli secara offline, saya juga suka mencari katalog buku di situs ini. Harganya terjangkau.

3. Hijabalila

Saat pertama kali memutuskan memakai jilbab lebar, saya membelinya di hijabalila ini. Di toko-toko offline, jarang sekali saya temui penjual jilbab lebar. Website hijabalila ini tidak hanya melulu memajang katalog taoi juga terselip artikel-artikel Islami untuk para Muslimah. Jadi, belanjanya dapet, ilmunya juga dapet.

4. Wanoja

Kalau di situs wanoja, saya cuman ngintip aja sih hehehe. Pernah beli gamis dengan brand ini, itupun dari hasil menabung sekian lama xixixi. Model gamisnya tuh simple tapi tetap terlihat elegan dan itu yang saya suka.

5. Facebook

Facebook sebenernya bukan situs belanja online sih, cuman dari sini saya memulai belanja online untuk pertama kalinya.

Nggak bisa bicara banyak sih kalau untuk situs belanja karena memang bukan shopaholic.

Semoga bermanfaat ya.

Barakallahu fiik.

Photo credit:

pexels.com/ Shattha Pilabut