Bismillah
Meskipun telah tiga tahun tinggal di Salatiga, saya belum begitu hafal tempat kuliner. Hanya tempat-tempat tertentu saja yang sering saya kunjungi dan menjadi langganan. Dan karena saya orang asli Cepu, kali ini saya ingin mengulas warung makan kesukaan keluarga kecil saya ketika berkunjung ke Cepu.
Entah kenapa saya paling nggak bisa move on dari yang namanya sego pecel. Ada banyak warung sego pecel sih di Cepu, tapi sego pecel milik mbah Tar yang berlokasi di Pasar Batokan ini menjadi salah satu culinary kesukaan saya karena lokasinya dekat dengan rumah saya di Cepu.
Ciri khas sego pecel Cepu adalah banyaknya ragam sayuran, mulai dari daun ketela, kecambah, kacang, kangkung sampai kembang turi. Sambel pecel yang pedasnya nendang menjadi salah satu alasan saya tak mampu berpaling dari kulinet satu ini. Tak hanya itu, daun pembungkus nasi pecelnya masih menggunakan daun jati yang semakin menambah aroma sedap. Belum lagi jika memakan nasi pecel sembari ditemani aneka hidangan lauk seperti babat, telur dadar, dan ayam goreng.
Pecel kembang turi (cookpad.com) |
Cukup dengan merogoh kocek Rp. 3000 saja, kita bisa menikmati sego pecel mbah Tar. Mau dibawa pulang atau makan di tempat, oke saja lah.
Warung lontong galak mbak Rifa ini menjadi favorite pecinta kuliner pedas. Pedasnya nggak main-main, bumbunya pun meresap ke daging ayam. FYI, lontong galak mbak Rifa ini hanya menggunakan ayam kampung dengan ukuran besar untuk sajian opornya. Jadi jangan heran kalau melihat sempol ayam ukuran jumbo yang siap menggoyang lidah.
ikupad.com |
Warung makan ini terletak di depan terminal bus Padangan, Cepu. Buka setiap hari mulai jam 16.30 sampai jam 02.00 dini hari. Kalau tengah malam kelaparan dan ingin yang seger-seger pedas, lontong galak ini recommended banget karena harganya pas di kantong. Cukup dengan sekitar Rp. 15.000 per porsi, lontong yang galaknya melebihi emak-emak ini akan membuat Anda ketagihan.
Kalau srabi-srabi di kota lain terdiri dari berbagai macam topping, maka beda lagi dengan srabi Cepu yang masih original. Toppingnya hanya menggunakan parutan kelapa.
Cara memasaknya pun beda. Adonan srabi ditaruh di atas wadah yang terbuat dari tanah liat dengan pembakaran yang menggunakan tungku dari tanah liat pula, bahan bakarnya pun hanya memakai kayu jati. Jangan heran jika aroma sedapnya menari-menari di hidung kita.
erikadewi.blogspot.com |
Untuk satu tangkup srabi, nggak mahal kok, hanya sekitar Rp. 2000-3000 tergantung ibu penjual karena terkadang satu penjual dengan penjual lainnya berbeda tarif.
Lontong opor dan lontong galak yang tadi, serupa tapi tak sama gaes. Yang membedakan adalah bumbu racikan yang full memakai bumbu rempah asli dan proses memasak yang memakai tungku dan berbahan bakat kayu jati.
Warung makan lontong opor pak Pangat ini selalu dipenuhi pengunjung. Kalau ingin mencicipi masakan lontong opor, jangan lupa untuk reservasi sehari sebelumnya karena tak jarang saat kita sudah berada di tempat tanpa melakukan reservasi, kita bakal kehabisan lontong opornya gaes.
Nah, yang terakhir ini berada di Salatiga. Rumah makan Bu Iroh menjadi target saya dan suami jika liburan tipis-tipis. Menu bebakaran yummy tradisional Jawa dengan harga ramah di kantong menjadi andalannya.
Terletak di Jalan Raya Salatiga Muncul, Sraten membuat keberadaan Resto Bu Iroh mudah ditemukan. Resto yang dilengkapi dengan lesehan ini juga menyediakan berbagai fasilitas untuk memanjakan keluarga, mulai dari meeting room, karaoke dan tempat parkir yang luas.
Soal harga, saya bertiga waktu itu memesan ikan bakar gurami 1 kg, es teh 3 gelas, nasi putih 1 bakul kecil, sambal, kentang goreng 1 porsi, lalapan, hanya menghabiskan kurang dari Rp 100.000. Murah, bukan?
Nah, gaes. Itu dia 5 culinary spots favorit saya dan keluarga. Bagaimana dengan kalian?
Barakallahu fiik
Photo credit:
Canva app
5 Fave Culinary Spots in Salatiga And Cepu
Reviewed by Renita Oktavia
on
November 27, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: