5 Keinginan yang Belum Tercapai





Bismillah


Ngomong-ngomong tentang masalah keinginan, namanya manusia pasti memiliki jutaan keinginan yang ingin diraih. Mereka pun berbondong-bondong membuat life mapping dan yang sekarang lagi nge-trend adalah membuat bujo aka bullet journal.


Saya salut pada mereka yang alhamdulillah life mapping-nya nggak meleset, semua tertata rapi sesuai keinginan dia. Hidupnya semakin terarah dengan berbagai journal yang ia buat. Usia segini punya anak, usia segitu melanjutkan kuliah, usia segini punya bisnis, dan sebagainya. Konsistensi melakukan apa yang sudah ditulis itulah yang luar biasa.


Bagaimana dengan saya? Meski saya tipe orang yang punya rencana masa depan, saya tidak pernah sekali pun menuliskan apa-apa yang harus saya raih. Saya juga nggak pernah mematok umur segini harus mencapai target ini itu. Jadi keinginan dan cita-cita itu tersimpan baik di kepala. Alhamdulillah jika bisa terwujud, karena no matter how perfect I plan it, Allah knows better.


Seperti misalnya saat ada salah seorang kawan yang menanyakan apakah saya nggak tertarik melanjutkan kuliah S2 atau bahkan S3. Kalau dibilang pengen sih ya pengen, pengen ambil CELTA juga, cuman sekarang saya udah nggak terlalu mengejar gelar akademik. Nggak kebayang kalau saya harus kuliah lagi dan meninggalkan keluarga meskipun suami saya sebenarnya mengizinkan. Anehnya, saya nggak merasa gimana-gimana saat beberapa kawan alhamdulillah bisa melanjutkan S2 lalu lulus dengan nilai terbaik. Saya stay cool aja, nggak ada tuh rasa mengganjal "duh, aku pengen kuliah lagi". Lempeng aja.


Jangankan kuliah S2, ambil kelas online di IOU aja jarang baca modul xixixix. Suami saya yang banyak ngomel karena dikiranya saya nggak serius belajar. Padahal aslinya, modul dibaca sih tapi ya itu...kalau capek, ketiduran.


Saya berusaha menikmati dan mensyukuri apa yang saat ini tersaji di hadapan saya. Saya nggak mau neko-neko harus ini lah itu lah. Nggak, karena saya tahu kapasitas dan kemampuan saya. Jadi kalau ada orang atau kawan yang alhamdulillah bisa kuliah sampe S2 dan S3 trus diskusi sama saya, wow Masya Allah banget buat saya, itu artinya saya bisa menjadi teman diskusi yang baik buat mereka. At least, menjadi pendengar.


Lalu, adakah keinginan-keinginan yang belum saya capai hingga hari ini?


Ada.


Ingin Naik Haji

Kalau ada orang jalan-jalan ke luar negeri atau keliling Indonesia, bikin baper sih, tapi masih level rendah. Cuman kalau ada orang yang bolak balik ke Baitullah untuk berhaji dan umrah, dududududu...level baper saya mendadak sangat tinggi melebihi Kilimanjaro.


Siapa sih yang nggak pengen naik haji atau minimal umrah? Dapat kabar kalau tetangga melaksanakan umrah saja, saya terharu bukan kepalang, sampai mewek.
Insya Allah kalau diberi rizki yang lebih dan umur panjang, saya ingin naik haji bersama suami dan anak-anak saya. Aamiin Allahumma Aamiin.


Ingin Memiliki Rumah Tahfidz

Beberapa waktu lalu saat ada salah satu kawan yang meminta tolong agar saya membantunya dalam soft opening Rumah Tahfidz-nya, mimpi saya memiliki rumah Tahfidz semakin tinggi.


Rasanya seneng banget kalau dikelilingi para penuntut ilmu, terlebih jika mereka adalah para calon penghafal Al-Qur'an. Meski saya tahu, ilmu saya belum begitu tinggi, saya ingin kelak memiliki 'tabungan' untuk kehidupan selanjutnya.


Ingin Hamil Lagi

Insya Allah saya ingin hamil lagi. Bukan apa-apa sih, kalau punya anak lebih dari satu tuh rasanya lebih enak aja. Kasihan 'Aashim kalau harus maen sendiri di rumah sama emaknya, dia pasti bosen.


Untuk hal ini, saya belajar mempersiapkan diri saya. Karena ketika hamil anak pertama, saya dalam keadaan stress karena ulah segelintir orang yang resek banget. Alhamdulillah bapak saya rahimahullah membesarkan hati dan menghibur saya. Saya mau minta apa saja kala itu, selalu dituruti, pokoknya dimanja banget sama beliau. Makanya kalau saya ingin hamil lagi, fisik dan mental harus saya gembleng lagi karena saya sudah nggak punya orang tua dan orang-orang resek itu nggak ada matinya bikin ulah.


Ingin Punya Rumah Sendiri

Yep, saat ini alhamdulillah masih mengontrak. Dan alhamdulillah juga karena saat awal-awal menikah, saya tidak harus tinggal satu atap bersama mertua. Nggak bisa bayangin betapa nyeseknya kalau harus tinggal seatap dengan mertua. 


Sebaik apapun mertua, yang namanya hidup berdampingan pasti akan ada gesekan. Hidup berdua bersama pasangan itu jauh lebih baik dan menyehatkan daripada harus hidup seatap dengan mertua. Ya, tahu sendiri kan gimana mertua dan menantu perempuan ini terlibat dalam a never-ending war?


Saya ingin suatu saat nanti saya bisa memiliki rumah sendiri meskipun kecil, Insya Allah.


Ingin Gemuk

Sedari kecil, berat badan saya tergolong mungil. Hanya pas hamil saja saya terlihat lebih seksi dan berisi, gitu kata suami saya. Setelah melahirkan, berat badan pun kembali ke angka 45kg.


Meski suami bisa menerima dan lebih menyukai saya yang berbadan kecil, saya ingin gemuk lagi seperti saat hamil. Biar enak aja diihat suami.


"Kurang makan kali bu'?"

Urusan makan, saya ini makannya udah banyak dan kadang masih ngemil. Qadarullah badan tetep langsing, gak bisa melar. Pengen gitu sekali-kali dibilang, "Ih Renita, kamu gemuk banget sih sekarang". Hahaha....


Itu dia lima keinginan saya yang qadarullah belum tercapai.


Semoga Allah Ta'ala memudahkan segala urusan kita, dears. Aamiin Allahumma Aamiin.


Barakallahu fiik



Photo credit:

rawpixel.com


5 Keinginan yang Belum Tercapai 5 Keinginan yang Belum Tercapai Reviewed by Renita Oktavia on Desember 14, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.